BERAPA LAMA MENGANGKAT BEBAN?
Di sebuah pesantren, tampaklah
seorang kyai sedang dikelilingi para santrinya. Di tangan kyai itu tampak
sebotol air mineral. Botolnya tidak terlalu besar. Tapi isi airnya sampai
penuh.
“Menurut kalian, berapakah berat
air ini?”, tanya sang Kyai.
Para santri memberikan jawaban
yang berbeda-beda.
“200 gram!”, jawab yang satu.
“400 gram!”, jawab yang lain.
“500 gram!”, jawab yang lain
lagi.
Dan masih banyak jawaban yang
lain lagi. Sang Kyai itu tidak membenarkan atau menyalahkan jawaban dari para
santrinya. Tapi kemudian beliau menyuruh salah seorang santri maju ke depan.
“Luruskan tanganmu, tegak lurus
dengan badanmu, lalu letakkan botol air ini di atas telapak tanganmu selama
lima detik saja”, perintah sang kyai. Santri tersebut segera menuruti permintaan
sang kyai, ia melurukan tangannya, meletakkan botol air itu di atas telapak
tangannya. Lima detik kemudian ia sudah menyelesaikan tugasnya. Tak ada
kesulitan.
Berikutnya, Kyai meminta santri
yang kedua maju ke depan.
“Luruskan tanganmu, tegak lurus
dengan badanmu, lalu letakkan botol air ini di atas telapak tanganmu selama
satu menit”, perintah sang kyai. Santri tersebut segera menuruti permintaan
sang kyai, ia melurukan tangannya, meletakkan botol air itu di atas telapak
tangannya. Tapi berbeda dengan yang pertama, santri kedua ini harus melalui
waktu satu menit. Detik demi detik dilalui. Dan ia mulai merasakan tangannya
pegal. Tapi akhirnya berhasil juga diselesaikan waktu satu menit, walau dengan
kerja keras dan tangan yang pegal.
Berikutnya, Kyai meminta santri yang ketiga maju ke depan.
“Luruskan tanganmu, tegak lurus
dengan badanmu, lalu letakkan botol air ini di atas telapak tanganmu selama
lima menit”, perintah sang kyai. Santri tersebut segera menuruti permintaan
sang kyai, ia melurukan tangannya, meletakkan botol air itu di atas telapak
tangannya. Tapi berbeda dengan yang kedua, santri ketiga ini harus melalui
waktu lima menit. Detik demi detik dilalui. Satu menit masih bisa bertahan. Dua
menit, dan...ahhhh....masuk menit ke tiga, santri ini sudah tidak kuat. Botol
di atas telapak tangannya jatuh ke lantai.
“Nah, para santri sekalian, biar
aku ajari kalian satu hal”, kata sang kyai.
“Tidak penting apakah berat
botol air ini 200, 300 atau 500 gram. Sebab itu tergantung berapa lama kalian
mengangkatnya. Jika kalian mengangkatnya hanya lima detik, maka akan terasa
ringan. Jika kalian mengangkatnya selama satu jam, mungkin kalian sudah harus
minta tolong orang lain menyangga tangan kalian. Dan jika kalian mengangkatnya
selama satu hari penuh, maka mungkin saya harus memanggil ambulance, membawa
kalian ke rumah sakit.”
“Dan begitulah sebenarnya beban
dan masalah dalam hidup kita. Seringan apapun masalahnya, kalau kita
memikirkannya terus menerus, maka akan menjadi beban yang berat. Sebaliknya seberat
apapun masalahnya, kalau kalian bisa mengaturnya dengan baik, maka kalian akan
mampu mengatasinya”, demikian wejangan sang kyai, panjang dan lebar.
Hikmah
Nabi Muhammad SAW berpesan
kepada Abu bakar, Handzolah dan tentu saja kita semua agar memanage aktifitas
hidup kita dengan metode sa`atan sa`atan. Kalau dibahasakan secara
bebas, semua ada masanya. Ada masanya kita serius dan bertungkus lumus dengan
pekerjaan dan masalah-masalah hidup, tapi ada masanya dimana kita harus
melupakan semua masalah itu, rehat dan mengendorkan saraf-saraf kita, dengan
tawa riang dan kegembiraan. Dengan cara itu, insya Allah kita akan bisa
menikmati hidup, melalui aktifitas demi aktifitas, sekaligus mengatasi semua
beban yang ada di dalamnya.
Comments
Post a Comment